Antarabangsa
MUI larang umat Islam ucap selamat hari raya agama lain
Majlis Ulama Indonesia (MUI) melarang umat Islam di negara itu untuk mengucapkan selamat hari raya bagi agama lain, lapor portal MUI pada Khamis lalu.
- Majlis Ulama Indonesia (MUI) melarang umat Islam di negara itu untuk mengucapkan selamat hari raya bagi agama lain, lapor portal MUI pada Khamis lalu.
- Ia diputuskan melalui Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Center, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
- “Toleransi beragama (dalam Islam) harus dilakukan selama tidak masuk ke dalam ruang lingkup akidah, ibadah ritual dan upacara-upacara keagamaan,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Profesor KH Asrorun Ni’am Sholeh ketika menyampaikan hasil Ijtima Ulama VIII kandungan tiga terkait Perundangan Toleransi dalam Perayaan Hari Raya Agama Lain.
- Perkara itu adalah seperti mengucapkan selamat hari raya untuk agama lain, mengenakan simbol atau lambang hari raya agama lain dan memaksa mengucapkan atau melakukan perayaan agama lain.
KUALA LUMPUR – Majlis Ulama Indonesia (MUI) melarang umat Islam di negara itu untuk mengucapkan selamat hari raya bagi agama lain, lapor portal MUI pada Khamis lalu.
Hal itu diputuskan melalui Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Center, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
“Toleransi beragama (dalam Islam) harus dilakukan selama tidak masuk ke dalam ruang lingkup akidah, ibadah ritual dan upacara-upacara keagamaan,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Profesor KH Asrorun Ni’am Sholeh ketika menyampaikan hasil Ijtima Ulama VIII kandungan tiga terkait Perundangan Toleransi dalam Perayaan Hari Raya Agama Lain.
Ni’am berkata perkara itu adalah seperti mengucapkan selamat hari raya untuk agama lain, mengenakan simbol atau lambang hari raya agama lain dan memaksa mengucapkan atau melakukan perayaan agama lain.
“Beberapa tindakan sebagaimana seperti di atas dianggap sebagai mencampuradukkan ajaran agama,” katanya.
MUI bagaimanapun berkata kelompok Muslim harus bertoleransi dengan memberikan peluang kepada penganut agama lain merayakan ritual ibadah dan perayaan hari besar mereka.
Ni’am berkata setidaknya ada dua bentuk toleransi beragama yakni dalam hal akidah dan muamalah di mana apabila melibatkan akidah, Muslim wajib memberikan kebebasan kepada penganut agama lain untuk melaksanakan ibadah hari raya sesuai keyakinan individu itu dan tidak menghalangi pelaksanaanya.
“Dalam hal muamalah, bekerjasama secara harmonis serta bekerjasama dalam hal urusan sosial bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” katanya. — The Merdeka Times